Aku mengembara di negri orang
Ketika malam kulihat langit sama berbintang
Kadang mendung,hujan,pun berawan
Ketakukan acapkali datang
Pada pisau pisau yang bertengger di jalanan
Tapi sayang,!Aku sudah lupa
Bagaimana perih pun luka
Cabik-cabiknya kusulam tawa
Pedih-perihnya tak kurasa
Mungkin Aku tak bernyawa?
Bagimu rasa.!
Maafkan aku
Ini jalan bukan sebatang
Ia menikung menanjak tajam bercabang
Aku sering bertanya,pada kerut di wajah
Sampai mana?
Dimana ujung pun pangkal bertemali
Tempat titik segala mula
Aku sudah lupa.!
Tetapi lambaian pagi selalu menitipkan senyum untukku
Bahwa disana ada jawabnya
Maka berjalanlah
Dan ini bukan ahir segala nikmat
Adalah lintasan penuh debu dan paku
Senin, Oktober 08, 2012
KUPANGGIL KAU PUISI
Kupanggil kau Puisi.Karena aku jatuh cinta
Kemarilah.Dekap Aku biar ku tenung matamu
Ada pulau pulau hijau disana
Dan sebaris gerimis yang jatuh
Menyejukkan tanah
Kemarilah!
Kemarilah Puisi lebih dekat lagi
Biar ku eja aksara tanpa kata
Di matamu yang bening embun
Kemari!
Kemarilah Puisi
Jangan bertengger di jendela
Masuklah dari pintu mana kau suka
Ketuklah-ketuk, sebelum datang kantuk
Biar sajak indah ku runut
Karena aku jatuh Cinta
Mungkin padamu jua sajak Puisi
Kemarilah.Dekap Aku biar ku tenung matamu
Ada pulau pulau hijau disana
Dan sebaris gerimis yang jatuh
Menyejukkan tanah
Kemarilah!
Kemarilah Puisi lebih dekat lagi
Biar ku eja aksara tanpa kata
Di matamu yang bening embun
Kemari!
Kemarilah Puisi
Jangan bertengger di jendela
Masuklah dari pintu mana kau suka
Ketuklah-ketuk, sebelum datang kantuk
Biar sajak indah ku runut
Karena aku jatuh Cinta
Mungkin padamu jua sajak Puisi
Ang,,,
angin itu turun dari lembah sunyi
hinggapi dedaunan di pucuk reranting
lalu jatuh menerpa wajahku
di seduh bayangmu
betapa dingin,Ang!
aku melintasi setapak jalan panjang yang renta
hinggapi dedaunan di pucuk reranting
lalu jatuh menerpa wajahku
di seduh bayangmu
betapa dingin,Ang!
aku melintasi setapak jalan panjang yang renta
kelepak kelelawar terbang menjauh
tubuhku menenun sisa api
ketika gigil yang kau kirim mencabik mati
dan tak bisa kubohongi,
engkau hadir di sana
diantara gelombang awan
yang berjejalan
aku benarbenar merasakannya
lantas,sepi ini mengawini sebelum mekar sekuntum jelatri
dan engkau benarbenar pergi
Ang,tak ku dengar suara itu lagi lenyap tapi luka dari arus masa masih menekap dihati
________30/09/2012.
tubuhku menenun sisa api
ketika gigil yang kau kirim mencabik mati
dan tak bisa kubohongi,
engkau hadir di sana
diantara gelombang awan
yang berjejalan
aku benarbenar merasakannya
lantas,sepi ini mengawini sebelum mekar sekuntum jelatri
dan engkau benarbenar pergi
Ang,tak ku dengar suara itu lagi lenyap tapi luka dari arus masa masih menekap dihati
________30/09/2012.
YANG HILANG,YANG MELAYANG
Adalah engkau,Kenanga,sekuntum bunga, yang menghias di tiap lekuk baris sajakku menjadikan warna seindah luka
Kala kutatap sore di ambang senja engkau mengajakku menari di atas bianglala,O..dewi laksmi,menggetarlah seluruh sendi,tubuhku,luluh,lumpuh
Dan malam menjelmakan seekor serigala yang lapar mengasah taring taringnya dan Kau duduk di sudut kesunyian memercikkan api kenangan masa silam
Dan aku sedang mabuk meneguknya
Kala kutatap sore di ambang senja engkau mengajakku menari di atas bianglala,O..dewi laksmi,menggetarlah seluruh sendi,tubuhku,luluh,lumpuh
Dan malam menjelmakan seekor serigala yang lapar mengasah taring taringnya dan Kau duduk di sudut kesunyian memercikkan api kenangan masa silam
Dan aku sedang mabuk meneguknya
MEMANDANGMU
Diam diam aku memandangmu,
purnama,bulan yang hinggap
di ranting basah
seusai hujan
Sepuluh jemariku mengeras
meremas remas
gelombang angin pasang
Keparat,,,!
masih saja
bisa mengeram
guncang dada
________02/10/2012.
purnama,bulan yang hinggap
di ranting basah
seusai hujan
Sepuluh jemariku mengeras
meremas remas
gelombang angin pasang
Keparat,,,!
masih saja
bisa mengeram
guncang dada
________02/10/2012.
Di suatu sore nan Senja
adalah selarik kenang
lalu sore yang meremang dengan sepotong senyuman
tetapi entah !
yang tertinggal hanya jejak langkahmu di sana
di sebatang jalan yang berdebu
dan menikung tajam
lalu saat itu jua kau memandangku dengan tatap yang begitu tajam
lalu sore yang meremang dengan sepotong senyuman
tetapi entah !
yang tertinggal hanya jejak langkahmu di sana
di sebatang jalan yang berdebu
dan menikung tajam
lalu saat itu jua kau memandangku dengan tatap yang begitu tajam
menusuk di antara rongga dada dan denyut jantung yang semakin kencang
dan kerudung yang engkau sampirkan menutup wajahmu
aku mengeja makna diantara desah nafas dan harum kembang yang kau hantar lewat angin
ternyata
masih begitu harum
walau tahun telah mencacah bulan
aku melangkah pulang
dan sepotong kenang kusimpan di laci ingatan
_______04/10/2012.
dan kerudung yang engkau sampirkan menutup wajahmu
aku mengeja makna diantara desah nafas dan harum kembang yang kau hantar lewat angin
ternyata
masih begitu harum
walau tahun telah mencacah bulan
aku melangkah pulang
dan sepotong kenang kusimpan di laci ingatan
_______04/10/2012.
Lalu bagaimana?
Pertemuan seringkali mengguritkan manis di antara tawa tawa cerita yang menghias bibir,Seperti saat engkau mekarkan harapan sedang di sana ada jua jalan yang melintang.Lantas kau sambut lambaian tangan yang menawarkan keindahan.
Bunga bunga pun bersemi menghias pelataran hati. merah di manja buai sepasang merpati.Indah mengepakkan sayap sayapnya ke cakrawala.
Aku memandangmu da
Bunga bunga pun bersemi menghias pelataran hati. merah di manja buai sepasang merpati.Indah mengepakkan sayap sayapnya ke cakrawala.
Aku memandangmu da
ri sudut jauh yang tak bertepi.
Taukah kau?
Di simpang itu yang berlari meninggalkan sekeranjang noktah peri.
Lalu bagaimana?
Ketika lambaian itu membekukan harapan sedang kau masih tersenyum di buai mimpi mimpi indah di angkasa dengannya.
Perpisahan merembeskan air mata dari sungai sungai tawa pun luka yang menganga.Dan jabat tangan pelan pelan harus kau lepaskan jua.
Lalu bagaimana?
Apakah harus kembali ke simpang jalan yang pernah kau jatuhkan bunga.Hidup adalah pilihan dan warna membuatnya indah. ( up to you )
_______07/10/2012.
Taukah kau?
Di simpang itu yang berlari meninggalkan sekeranjang noktah peri.
Lalu bagaimana?
Ketika lambaian itu membekukan harapan sedang kau masih tersenyum di buai mimpi mimpi indah di angkasa dengannya.
Perpisahan merembeskan air mata dari sungai sungai tawa pun luka yang menganga.Dan jabat tangan pelan pelan harus kau lepaskan jua.
Lalu bagaimana?
Apakah harus kembali ke simpang jalan yang pernah kau jatuhkan bunga.Hidup adalah pilihan dan warna membuatnya indah. ( up to you )
_______07/10/2012.
Langganan:
Postingan (Atom)