Senin, Oktober 08, 2012

Di suatu sore nan Senja

adalah selarik kenang 
lalu sore yang meremang dengan sepotong senyuman
tetapi entah !
yang tertinggal hanya jejak langkahmu di sana
di sebatang jalan yang berdebu
dan menikung tajam

lalu saat itu jua kau memandangku dengan tatap yang begitu tajam
menusuk di antara rongga dada dan denyut jantung yang semakin kencang
dan kerudung yang engkau sampirkan menutup wajahmu
aku mengeja makna diantara desah nafas dan harum kembang yang kau hantar lewat angin

ternyata
masih begitu harum
walau tahun telah mencacah bulan
aku melangkah pulang
dan sepotong kenang kusimpan di laci ingatan

_______04/10/2012.

Lalu bagaimana?

Pertemuan seringkali mengguritkan manis di antara tawa tawa cerita yang menghias bibir,Seperti saat engkau mekarkan harapan sedang di sana ada jua jalan yang melintang.Lantas kau sambut lambaian tangan yang menawarkan keindahan. 

Bunga bunga pun bersemi menghias pelataran hati. merah di manja buai sepasang merpati.Indah mengepakkan sayap sayapnya ke cakrawala.

Aku memandangmu da
ri sudut jauh yang tak bertepi.
Taukah kau?
Di simpang itu yang berlari meninggalkan sekeranjang noktah peri.

Lalu bagaimana?
Ketika lambaian itu membekukan harapan sedang kau masih tersenyum di buai mimpi mimpi indah di angkasa dengannya.

Perpisahan merembeskan air mata dari sungai sungai tawa pun luka yang menganga.Dan jabat tangan pelan pelan harus kau lepaskan jua.

Lalu bagaimana?
Apakah harus kembali ke simpang jalan yang pernah kau jatuhkan bunga.Hidup adalah pilihan dan warna membuatnya indah. ( up to you )

_______07/10/2012.

An,nisa

An,nisa.. 
Di kaki bukit hijau merupa 
Di gunung ganang menyejukkan buana 
Tempat teduh di puja puja 
Selaksa bunga bunga 

An,nisa.. 
Engkaukah muara? 
Tempat berlabuh perahu kembara 
Yang lelah mengitari lautan 
Padang padang gersang 

An,nisa.. 
Di pangkuanmu ingin ku rebah 
Melepas segala resah,gundah 
Damailah jiwa 
An,nisa kekasih,terkasih-Nya 






___________25/09/2012.

Penantian

Berapa lama lagi jam itu berbunyi?
Aku masih disini menakar debar yang terus menepi
Bunga teratai mengapung apung
Ku cium harum tubuhmu pada sebatang jalan
Dan reranting tempat bertaut
Menjulur julurkan pesan
Angin bawa kabar tentang musim mengawan
Lebah lebah beterbangan
Mengitari awan awan yang menari
Aku masih di sini! Entah berapa lama lagi jam itu berbunyi
Jarumnya menari nari mengitari angka angka yang tegak berdiri
Tetapi loncengnya telah engkau curi

Malam


Malam ini kata kata berlari berseliweran kesana kemari ingin kudekap engkau menjadi Puisi tetapi tak bisa,engkau berlari terus berlari,malam ini kosong..tiada apa apa lagi..

Padahal secangkir kopi sedang kunikmati,dan asap asap tembakau membumbung tinggi sebagian lagi tertiup angin menampar wajahku yang lelah bercumbu sepi

Kata kata adalah engkau Puisi.Jinak jinak merpati

O,

D,,

D,,
Aku terbangun dari mimpiku
Dan kulihat matamu begitu nakal disana
Di antara rerimbun dedaunan dan embun pagi
Begitu bening..
Akan ku congkel,dan ku letakkan dalam puisiku
Biar binarnya tak lagi mengembara kan ku ikat dengan sebait mantra

...

SEBATAS IMAJI

Jangan tanya aku
berapa mawar
di kebun bunga
aku takkan menjawabnya

Jangan ajari aku
untuk berdusta
aku begini adanya

Jangan pula kau tertawa
melihat kubangan luka
pun darah dan airmata
di larik sajakku ini menyaji imaji
dari rumpun kata
yang menyekat hati